"Peningkatan impor sapi tahun 2013 cukup signifikan," ungkap Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini seperti dikutip detikFinance, Rabu (1/01/2013).
Realisasi impor daging sapi selama tahun 2013 adalah sebesar 55.840 ton per 22 Desember 2013. Sedangkan untuk impor sapi hidup bakalan adalah sebanyak 312.628 ekor dan sapi siap potong adalah 94.949 ekor per 27 Desember 2013.
"Sedangkan selama tahun 2012 kita tidak impor sapi siap potong dan hanya impor sapi bakalan sebanyak 297.462 dan impor daging sapi sebesar 41.027 ton daging jadi ada peningkatan yang sangat signifikan di tahun 2013," imbuhnya.
Sedangkan untuk untuk impor produk hortikultura tahun 2013 terlihat menurun dibandingkan tahun 2012. Total impor produk hortikultura, untuk buah tahun 2013 per 23 Desember 2013 adalah 459.318,5 ton. Sebanyak 10 komoditas terbesar adalah
- Buah Per 130.841 ton atau turun 0,07% dibandingkan impor tahun 2012,
- Apel 121.179 ton turun 0,4%,
- Jeruk mandarin 61.695 ton turun 0,5%,
- Kelengkeng 47.175 ton turun 0,6%,
- Anggur 35.063 ton turun 0,4%,
- Almon 21.545 ton tidak turun,
- Kurma 14.161 ton turun 0,4%,
- Jeruk bukan mandarin 12.376 ton turun 0,5%,
- Buah Naga 10.759 ton tetap,
- Durian 4.319 ton turun 0,7%.
Sedangkan impor sayuran sepanjang tahun 2013 sebanyak 630.367 ton yang terbagi menjadi 10 komoditas impor terbesar yaitu :
- Bawang putih 436.542 ton turun 0,02%,
- Bombay 61.341 ton turun 0,01%,
- Bawang merah 55.502 ton turun 0,4%,
- Kentang 43.105 ton turun 0,01%,
- Wortel 15.501 ton turun 0,7%,
- Cabai 7.182 ton turun 0,7%,
- Kacang polong 3.114 ton turun 0,4%,
- 1.783 ton kacang panjang turun 0,6%
- Kacang lainnya 1.619 ton atau sama dengan tahun 2012.
Banun beralasan turunnya impor produk hortikultura disebabkan banyak pelaku usaha/mitra dagang/importir yang ingin memasukan produk hortikultura impor masuk lewat Tanjung Priok. Namun sesuai arahan pemerintah, pemassukan produk hortikutura impor yang belum melakukan kerjasama Mutual Recognition Agreement (MRA) hanya boleh masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Mereka (importir) bisa masuk hanya Surabaya tetapi mereka minta masuk Priok, jadi ada kecurigaan itu. Sikap kami sepanjang persyaratan penyakit dan meminimalisir penyakit jadi harus sesuai persyaratan. Contoh jenis buah kita atur ada 30 jenis komoditas, sayuran 5 jenis yang rentan terhadap lalat buah. Perlakuan itu yang juga kita atur contohnya Belanda bawang bombaynya belum masuk karena belum memiliki prosedur yang sesuai standard badan karantina," jelasnya.(wij/ang)
Sumber : www.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar